PROFIL DESA KAOTAN
KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI
A. Sejarah
Desa
Dahulu kala sekitar abad 18 desa kaotan masih ditumbuhi
dengan tanamana pohon-pohon besar dan belantara yang masih menutupi kawasan
desa yang bisa dikatakan hutan. Pnduduk yang manghuni kawasan inipun masih bisa
dihitung dengan jari atau tidak banyak seperti sekarang ini.
Suatu saat warga menemukan pohon yang paling besar dan
tinggi jika dibandingkan dengana pohoh-pohon lainya. Pohon – pohon ini berbuah
kecil-kecil dan oleh warga diberi nama pohon NYAMPLUNGAN.
Dengan berkembangnya
peradaban masyarakat pada saat itu yang masih tertinggal akibat pengaruh kaum
penjajah yang menanamkan politik DEVIDE ET IMPERA, disetiap kelompok masyarakat
dipengaruhi politik adu domba. Sampai – sampai masyarakatpun diadu oleh
penjajah dengan cara mengadakan Sayembara atau Lomba. Isi lomba itu adalah : “Bagi kelompok warga yang bisa mengumpulkan buah nyamplungan lebih banyak, itulah
sebagai kelompok pemenangnya”. Begitu pengumuman disampaikan oleh Ketua Kampung dari mulut ke mulut
ternyata respon warga sangat antusias sekali, baik dari kalangan kaum tua,
muda, baik laki ataupun perempuan.
Akhirnya lombapun dilaksanakan dengan peserta dibagi
menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu Kelompok Barat dan Kelompok Timur. Konon lomba
ini dilaksanakan di tengah-tengah perkampungan yang sekarang disebut – sebut
Dusun Krajan Desa Kaotan. Setelah lomba dilaksanakan dan perolehan buah
nyamplungan yang paling banyak selalu dimenangkan oleh Kelompok Barat. Begitu
setiap diadakan lomba perolehan tetap dimenangkan oleh Kelompok Barat, selalu
Kaotan atau dengan bahasa Osingnya adalah KACEK atau selisih , atas prakarsa
tokoh masyarakat pada saat itu warga sepakat memberikan nama Desa ini dengan
sebutan KAOTAN. Dan sampai sekarangpun peradaban masyarakat antara Kaotan Barat
dengan Kaotan Timur selalu beda jika dilihat dari keseharianya.
Di Desa Kaotan ini
ada acara ritual Selamatan Bersih Desa, yang dilaksanakan setiap bulan Rojab
setiap tahun. Konon Selamatan Bersih Desa ini diselenggarakan di tiap Dusun,
yaitu Dusun Krajan pada tanggal 12 Rojab
sedangkan Dusun Krasak tanggal 14 Rojab. Hal ini dapat kami sampaikan lewat
nara sumber yang dapat dipercaya
bahwa, ketika diabad 18 di Dusun Krajan terjadi penyakit yang mewabah, pagi
sakit siang meninggal, siang sakit malam meninggal, malam sakit pagi meninggal
dunia. Tokoh masyarakat pada saat itu resah, bimbang dan gusar karena rakyatnya
banyak yang menderita sakit dan berakhir dengan kematian. Akhirnya suatu ketika
ada salah satu warga yang bermimipi bahwa
Warga Dusun Krajan harus melaksanakan ritual-ritual antara lain,
keliling kampong sambil membaca do’a-do’a buat keselamatan masyarakat/rakyat,
rojokoyo dan tanaman yang tumbuh serta segala yang ada di Dusun Krajan agar
selamat dari penyakit, bala’ dan juga sihir (tenung), kegiatan ini biasa
disebut dengan IDER BUMI.
Dan pada siang
harinya dilakssanakan penyembelihan hewan berkaki empat (bias kaki atau domba)
dengan disaksikan oleh tokoh-tokoh / pemuka Masyarakat dan Agama, yang kemudian
daging dari hewan yang disembelih tadi malamnya digunakan untuk Selamatan
Bersih Desa di Dusun Krajan. Pada malam Selamatan Bersih Desa ini para Pemuka
dan Tokoh Mayarakat berkumpul dengan dibacakan Kitab Lontar sampai tamat oleh
Pemuka Adat secara bergiliran pada saat itu, sampai menjelang subuh. Agar tidak
mengantuk mendengarkan bacaan Kitab Lontar ini, yang lain saling jual beli
pantun (basanan) ada pantun yang kocak, ada pantun yang memberi nasehat ada
juga pantun yang berupa sindiran, sehingga suasana tetap segar bersahabat dan
tidak mengantuk sampai menjelang subuh.
Pagi harinya Kamituwo
(Kepala Dusun) Krajan melapor kepada Kepala Desa (Lurah) SUWONGSO yang saat itu
bertempat tinggal di Dusun Krasak, bahwa telah dilaksanakan acara ritual untuk
menolak balak sebagaimana yang diuraikan diatas, dan akhirnya Kepala Desa
memerintahkan kepada Warga Dusun Krasak lewat Kamituwo untuk menjalankan acara
ritual Selamatan Bersih Desa di Dusun Krasak.
Dengan berkembangya
waktu acara Pembacaan Lontar dan jual beli pantun (basanan) ini diganti dengan mengundang
Kesenian Mocoan/Pacul Guwang, yang pada saat itu terkenal dengan sebutan ALJIN,
atau SUBER karena pemeran seni Mocoan yang terkenal pada saat itu Aljin atau
Suber.
Dari tahun ke tahun
selamatan Desa ini sedikit demi sedikit mengalami perubahan. Pada tahun 1989
menjelang kepemimpinan Kades M. MOELJO RAHARDJO berakhir yang semula dua Dusun
melaksanakan secara bergantian disederhanakan menjadi satu kegiatan
hari/tanggal yang sama. Alasanya adalah efisiensi dan untuk menghindari
pemborosan.
Demikian cerita
sekilas asal-usul Desa yang didapat dari sumber yang bias dipercaya Kepala Desa
(Lurah) Suwongso memerintahkan kepada Kamituwo (Kepala Dusun Krasak) agar melaksanakan.
B. Geografis Desa
1. Batas Wilayah Desa Kaotan :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Rogojampi
Sebelah Selatan : Berbatasan
dengan Desa Gladag
Sebelah Timur : Berbatasan
dengan Desa Watukebo
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Kedaleman
2. Luas Wilayah Pemukiman : 18.987 ha /
m2
3. Potensi Sumber Daya Manusia :
a. Jumlah Penduduk
Jumlah Laki-Laki : 1.471 Orang
Jumlah Perempuan : 1.251 Orang
Jumlah Total : 2.722 Orang
Jumlah Kepala Keluarga : 1.002 KK
Jumlah Laki-Laki : 1.471 Orang
Jumlah Perempuan : 1.251 Orang
Jumlah Total : 2.722 Orang
Jumlah Kepala Keluarga : 1.002 KK
b. Potensi Kelembagaan :
Jumlah Aparat Pemerintahan Desa : 9 Orang
Jumlah Unit kerja : 5 Unit kerja
Jumlah Aparat Pemerintahan Desa : 9 Orang
Jumlah Unit kerja : 5 Unit kerja
1)
Kepala
Urusan Pemerintahan
2)
Kepala
Urusan Keuangan
3)
Kepala
Urusan Kesejahtraan Rakyat
4)
Kepala
Urusan Pembangunan
5)
Kepala
Urusan Umum
Jumlah Kepala Dusun : 2 Dusun
Jumlah RW :
4 RW
Jumlah RT :
22 RT
C. PENDIDIKAN
1. PENDIDKAN FORMAL
NO
|
TINGKATAN
PENDIDIKAN
|
LAKI-LAKI
|
PEREMPUAN
|
1
|
Usia 3-6
tahun yang belum masuk TK
|
-
|
-
|
2
|
Usia 3-6
tahun yang sedang TK/Play Group
|
41 Orang
|
34 Orang
|
3
|
Usia 7-18
tahun yang tidak pernah sekolah
|
5 Orang
|
3 Orang
|
4
|
Usia 7-18
tahun yang sedang sekolah
|
185 Orang
|
165 Orang
|
5
|
Usia 18-56
tahun yang tidak pernah sekolah
|
2 Orang
|
7 Orang
|
6
|
Usia 18-56
tahun pernah SD tetapi tidak tamat
|
45 Orang
|
35 Orang
|
7
|
Tamat SD /
sederajat
|
220 Orang
|
225 Orang
|
8
|
Jumlah usia
18 – 56 tahun tidak tamat SLTP
|
240 Orang
|
185 Orang
|
9
|
Jumlah usia
18 – 56 tahun tidak tamat SLTA
|
218 Orang
|
175 Orang
|
10
|
Tamat SMP /
Sederajat
|
203 Orang
|
154 Orang
|
11
|
Tamat SMA /
Sederajat
|
149 Orang
|
91 Orang
|
12
|
Tamat D – 1
|
1 Orang
|
1 Orang
|
13
|
Tamat D – 2
|
2 Orang
|
1 Orang
|
14
|
Tamat D – 3
|
2 Orang
|
2 Orang
|
15
|
Tamat S – 1
|
32 Orang
|
22 Orang
|
16
|
Tamat S – 2
|
-
|
-
|
17
|
Tamat S – 3
|
-
|
-
|
18
|
Tamat SLB
A(Tuna Netra)
|
2 Orang
|
2 Orang
|
19
|
Tamat SLB
B(Tuna Rungu Wicara)
|
3 Orang
|
2 Orang
|
20
|
Tamat SLB
C(Tuna Grahita / Mental)
|
-
|
-
|
21
|
Tamat SLB
D(Tuna Daksa /Fisik)
|
-
|
-
|
22
|
Tamat SLB
E(Tuna Laras / Anak Nakal )
|
-
|
-
|
23
|
Tamat SLB
G(Tuna Ganda)
|
-
|
-
|
Jumlah
|
1350 Orang
|
1104 Orang
|
|
Jumlah Total
|
2454 Orang
|
2. PENDIDKAN INFORMAL
NO
|
TINGKATAN
PENDIDIKAN
|
LAKI-LAKI
|
PEREMPUAN
|
1
|
Kursus
|
35
|
20
|
2
|
Usia 3 – 6
tahun tang sedang TK / Play Group
|
-
|
-
|
3
|
Usia 7 – 18
Tahun yang tidak pernah sekolah
|
-
|
-
|
4
|
Usia 7 – 18
Tahun yang sedang sekolah
|
-
|
-
|
5
|
Usia 18 – 56
Tahun tidak pernah sekolah / buta aksara
|
-
|
-
|
6
|
Usia 18 – 56
Tahun pernah SD tapi tidak pernah
|
8 Orang
|
4 Orang
|
7
|
Tamat SD/
Sederajat
|
-
|
-
|
8
|
Usia 18 – 56
Tahun tidak tamat SLTP
|
4 Orang
|
4 Orang
|
9
|
Usia 18 – 56
Tahun tidak tamat SLTA
|
4 Orang
|
5 Orang
|
10
|
Tamat SLTP /
Sederajat
|
-
|
-
|
11
|
Tamat SLTA /
Sederajat
|
-
|
-
|
Jumlah
|
51 Orang
|
33 Orang
|
|
Jumlah Total
|
84 Orang
|
D. PERTANIAN
1. Pemilihan Lahan Pertanian Tanaman Pangan
NO
|
Uraian
|
Keterangan
|
1
|
Jumlah
keluarga memiliki tanah pertanian
|
191 Keluarga
|
2
|
Tidak memiliki
|
250 Keluarga
|
3
|
Memiliki
kurang 1 ha
|
148 Keluarga
|
4
|
Memiliki 1,0
– 5,0 ha
|
41 Keluarga
|
5
|
Memiliki 5,0
– 10 ha
|
2 Keluarga
|
6
|
Memiliki lebih dari 10 ha
|
-
|
7
|
Jumlah total
keluarga petani
|
240 Keluarga
|
Jumlah
|
872 Keluarga
|
2. Luas Tanaman Pangan Menurut Komoditas
Pada Tahun Ini
No
|
Uraian
|
Satuan
|
Satuan
|
1
|
Jagung
|
8 Ha
|
5 Ton/Ha
|
2
|
Kacang Kedelai
|
-
|
|
3
|
Kacang Tanah
|
-
|
|
4
|
Kacang Panjang
|
0,5 Ha
|
10 Ton/Ha
|
5
|
Kacang Mede
|
-
|
-
|
6
|
Kacang Merah
|
-
|
-
|
7
|
Padi Sawah
|
140,25 Ha
|
3,5 Ton/Ha
|
8
|
Padi Ladang
|
-
|
-
|
9
|
Ubu Kayu
|
-
|
-
|
10
|
Ubi Jalar
|
-
|
-
|
11
|
Cabe
|
2 Ha
|
12 Ton/Ha
|
12
|
Bawang Merah
|
-
|
-
|
13
|
Bawang Putih
|
-
|
-
|
14
|
Tomat
|
-
|
-
|
15
|
Sawi
|
-
|
-
|
16
|
Kentang
|
-
|
-
|
17
|
Kubis
|
-
|
-
|
18
|
Mentimun
|
-
|
-
|
19
|
Buncis
|
-
|
-
|
20
|
Brocoli
|
-
|
-
|
21
|
Terong
|
-
|
-
|
22
|
Bayam
|
-
|
-
|
23
|
Kangkung
|
-
|
-
|
24
|
Kacang Turis
|
-
|
-
|
25
|
Umbi-umbian lain
|
-
|
-
|
26
|
Selada
|
-
|
-
|
27
|
Talas
|
-
|
-
|
28
|
Wortel
|
-
|
-
|
29
|
Tumpang Sari
|
-
|
-
|
0 komentar:
Posting Komentar